Senin, 19 November 2012

KTT ASEAN 2012

PHNOM PENH-Pertumbuhan investasi dan perdagangan Indonesia pada saat pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community) pada 2015 diprediksi akan meningkat signifikan dengan catatan bisa menyiapkan diri sebaik-baiknya menghadapi integrasi kawasan ekonomi tersebut.

Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan mengungkap implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang kemudian diikuti dengan implementasi Regional Comprehensif Economic Partnership (RCEP) yakni integrasi kekuatan ekonomi Asean dengan mitra dagang Asean [Asean + 6] yakni China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Selandia Baru, akan berdampak signifikan terhadap ekonomi domestik RI.

“Implementasi MEA dan RCEP akan membentuk kekuatan ekonomi baru yang sangat dahsyat dengan populasi sekitar 3 miliar dan perekonomian senilai US$10 triliun – US$15 triliun. Ini peluang besar bagi kita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita,”tuturnya di sela-sela KTT Asean ke-21 di Phnom Penh, Minggu (18/11). (foto: Kemendag)

Negara-negara Asia Tenggara sepakat menunjuk RI untuk menjadi motor penggerak dalam mengintegrasikan kekuatan ekonomi Asia Tenggara dan Asia Timur ke dalam pusaran ekonomi global.

Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan mengatakan posisi RI sebagai ketua juru runding untuk implementasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan diformalkan dalam pertemuan para kepala negara Asean di KTT Asean ke-21 dan mitra dagang Asean pada 20 November 2012.

Dia menyebutkan konsep RCEP akan lebih menyatukan kekuatan ekonomi Asean sekaligus meningkatkan posisi tawar dalam perekonomian global terutama dalam menyiasati blok-blok integrasi ekonomi lain seperti China-Jepang-Korea Free Trade Area dan Trans-Pacific Partnership yang disponsori oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Saat membuka KTT Asean ke-21, PM Kamboja Hun Sen selaku Ketua Asean 2012 menggarisbawahi  prioritas pembahasan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tersebut.

“AseCompact_sby1an harus mempercepat upaya memperdalam integrasi regional terhadap Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015,”katanya.

Menurutnya, keberhasilan penerapan MEA 2015 sangat menentukan masa depan perekonomian Asean dan meningkatkan perannya yang lebih signifikan dalam percaturan ekonomi global di tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi global.

Pada kesempatan itu dia mengajak para kepala negara Asean untuk menyelesaikan beberapa isu kunci sebelum penerapan MEA 2015 yakni hambatan tarif dan non-tarif, liberalisasi investasi, konektivitas dan transportasi, pemberdayaan UKM.

Selain itu, inisiatif untuk integrasi Asean, pengakuan atas perhatian tentang layanan profesional dan perpindahan tenaga kerja, infrastruktur kelembagaan dan reformasi peraturan serta isu-isu kelembagaan MEA. “Yang juga patut menjadi perhatian kita adalah peluncuran RCEP,”tuturnya.

Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Asean) didirikan pada 1967, saat ini beranggotakan 10 negara masing-masing Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar